Jumat, 08 Agustus 2014

SEJARAH SIRANTI BONGAS Kec. WATUKUMPUL Kab , PEMALANG JATENG

Sejarah siranti

Desa yang indah teletak di lereng – lereng bukit tanah yang berbukit bukit, rumah penduduk pun terletak di tepi- tepi jalan. Desa Langen sari (Siranti) yang terkenal saat ini tapai dahulu namanya langen sari, sejarahya ada seorang nenek - nenek yang panggilanaya nenek Langen Sari yang datang ke desa yang sekarang disebut siranti, nenek tersebut kehilangan lari (jejek pulang) akhiranya nenek tersebut hilang tanpa jejek di sebuah candi, sejak itulah para penduduk menybutnya desa Langen sari, nenek Lengan Sari berasal dri desa Bongas, entah tujuan apa nenek tersebut datang kesitu,konon katanya yang di sebut siranti itu komplek masjid ke ……… wetan samapi perbatasan igirwuni yang dulu disebut tandon (sawah) yang sekarang menjadi pemukiman bencana lonsor di komplek rawai (komplek mushola). entah siapa yang membuka tanah yang dulunya hutan belantara dan terdapat sebuah candi, sebagian pendudkuk desa ini adalah Nini Dasem, Mabh Sura Mabah Bayan Yang terlacak Oleh Saksi sejarah.  candi di gempur menjadi sebuah tempat peribadatan (mushola), pada masa itu para penduduk sudah memeluk agama islam, mushola dibangun sekitar tahun 67 an. orang yang menjadi imam mushola pada saat itu adalah mbah Mali orang Bongas (nama panggilan Red) pada saat itu mbah Mali tinggal di dukuh Lor yang sekarang di tempati oleh Pak Nasihin. Mabah Mursid, Mbah Narto asalnya Orang Bongas yang menikah dengan penduduk Lagen Sari.  pada saat itu mushola masih memakai papan dan beratap daun alang - alang bangunanpun tidak bertahan lama akhirnya para penduduk memiliki keinginan agar tempat ibadahnya nyaman dan khusuk dalam mendekatkan diri kepada Allah, Akhirnya mbah sunari berunding dengan mabah Marno dan para penduduk untuk membangun mushola yang permanen (di gedong Red) setelah diadakan rapat dan di setujui  dibangunlah mushola dengan dana iuran para penduduk, pada saat itu toko matrial masih sangat jauh yaitu di Randudongkal dan transpotasi belum sampai ke sitanri tentunya hanaya samapaike Cikadu , para penduduk mengambil matrial dari cikadu di bawa ke Lengen Sari dengan cara dipikul oleh para warga, setelah mushola jadi para penduduk penuh harap akan datang seorang santri yang kelak menjadi imam mushola dan sekaligus menjadi tokoh agama.
            Tidak lama kemudian Harapan pendudukpun di kabulkan oleh Allah SWT datang seorang santri Banyuwangi dari desa sebelah yaitu desa tundagan yang namanya Humamudin putra dari pak Harto yang menikah dengan putrinya mbah Marno yang namanya Warminah. pada Masa itu masyarakat lengan sari belum bisa melaksanakan sahalat juma’at di Lengan Sari, ketika hari jum’at Masyarakat shalat juma’atnya menyebar ada yang di Tundagan dan ada yang di Bongas, setelah penduduk mulai padat dan di anggap sudah memenuhi syarat dan rukun untuk mendidrikan sahalat juma’at akhirya Ustad muslim pendatang dari Tundagan yang pada Masa itu sudah menetap di Lengan Sari (Siranti sekarang Red) berunding dengan pak Kyai Humamudin yang juga pendatang dari Tundagan, Ustad muslim sowah ke gurunya pada saat ia kecil yang di Tundaggan yang bernama kyai ‘Ali Mukhlisin, setelah showah akhirya di perbolehkan untuk mendidrika shalat Juma’at tepatnya pada juma’at kliwon bulan ….. tahun …. Pada saat itulah Kiyai Humamudin di anggakt menjadi imam dan Ustad Muslim, mbah Sunari, pak Nasihun menjadi Khotib secara bergantian, tidad berselang lama datanglah Ustad Alinasroh dari desa Pedagung yang menikah dengan putri Mabah Samardi yang bernama Tuniah  sejak itulah Mushola di alih nama menjadi  sebuah masjid yang di beri nama Masjid Jami’ Sirojul Huda hingga sekarang masih berdidri kokoh.
Seiring Berkambangnya Zaman penduduk semangkin banyak dan kebutuhan akan pendidikan islam di bangunlah sebuah tempat pendidikan yaitu madrasah diniyah dari hasil iuran uang masyarakat yang di kelola oleh kyai Humamudin, Ustad Alinasroh, Ustad Aksin, Ustad Kosim Ustad Agus, Ustad Kamsirun, Ustad Waryoto Ustad Sapangat, berjalanya zaman pendudduk Siranti semangkin padat masjid terlihat penuh hingga melebihi kapasitas untuk beribadah, dibangulah sebuah masjid diatas tanah seluas …… pada tahun …... Masjid di bangun di tempat bekas Rumahnya pak Suem, Narso, Jaeni Karnoto yang dipindah diikut sertakan korban bencana Longsor. Pembangunan masjid dari hasil Uang iuran masyarakat dan di bantu oleh pemerintah. Masjid lama sekarang dialihfungsikan manjadi Majlis Ta’lim.
Pada tahun …… di bangunalah sebuah pendidikan Umum yang berbasis islam yaitu Madrasah Ibtidaiyah Darussalam, dibangunya madrasah tersebut karena pendidikan di SD 02  Tundagan sudah melebihi kapasitas disamping itu juga karena orang tua ingin anaknya mengenyam pendidikan yang berbasis islam yang lebih dekat. Dengan adanya MI Darussalam di Langen sari (Siranti) dapat memanfaatkan potensi putra daerah yang sudah mengenyam pendidikan Tinggi sekaligus untu memnacing Putra daerah akan pentingnya sebuah pendidikan.
Selain
Siranti, 27-07-2014

Nara Sumer Mah sunari 

5 komentar:

  1. Mau tanya.. ini orang Siranti bukan ??

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul iki anak siranti dari komunitaspemuda IKLAS yang meliput bebrapa nara sumber sesepuh dusun siranti

      Hapus
  2. Balasan
    1. ok pak maaf kalo kurang falid
      kami tim organisasi IKLAS baru wawncara pak
      sunari
      pak muslim
      dan pak rt nasihun
      belum sempat ke sesepuh yang lain

      Hapus